Kesebelasan puteri AS pernah meraih 3 kali gelar juara Olimpiade dan dua kali gelar juara Piala Dunia. Dalam Turnamen Piala Dunia 20 Tahun ke bawah FIFA yang berakhir kemarin (07/12), kesebelasan puteri AS sekali lagi menggondol gelar juara. Kenapa sepak bola puteri AS selalu berjaya ? Suara nyanyian yang bersuka ria dan tarian yang penuh kegairahan selalu menyertai para pemain sepak bola puteri AS. Mereka dengan psikologi yang melegakan melewatkan lebih dari 20 hari yang menegangkan dalam turnamen kali ini dan pada akhir berhasil memetik gelar juara. Psikologi tersebut sangat kontras dibandingkan banyak tim yang selalu tegang dalam pertandingan. Selain tehnik permainan, psikologi kesebelasan AS merupakan sebuah titik terang lagi dalam pertandingan kali ini.
Sebelum pertandingan semifinal dengan tim Jerman, para pemain AS seusai makan malam menyanyikan lagu pop dan menari-nari dengan iringan musik Latin. Suasananya sangat aktif dan melegakan bagaikan pesta pora. Ini sangat kontras dibandingkan dengan tim Jerman yang menginap di hotel yang sama. Pelatih Utama tim AS Tony Diccico menyatakan, "Kami harus memelihara kegemaran para pemain terhadap olahraga sepak bola, kalau mereka tidak menggemarinya lagi, mereka tidak ingin main sepak bola lagi. Sepak bola seharusnya penuh dengan kesenangan."
Menurut penjelasan Dicicco, di AS banyak kepala keluarga menginginkan anaknya pada masa kecil ikut serta dalam sejumlah olahraga kolektif, dengan demikian tidak saja dapat melatih badannya, juga dapat memupuk kesadaran tim work mereka. Di antaranya, latihan sepak bola lebih mengindahkan kesenangan, ditambah prestasi luar biasa kesebelasan puteri AS, olahraga sepak bola puteri menarik banyak anak puteri.
Banyak kepala keluarga pemain tim AS secara khusus datang dari AS untuk memberikan semangat kepada mereka. Keluarga Reed adalah salahsatunya. Suami isteri Reed mengatakan, ketika puterinya Ellie Reed berumur 6 tahun, ia diantar ke klub olahraga setempat untuk ikut serta dalam latihan. Ia pernah belajar bola basket, senam, sepak bola dan renang. Pada umur 12 tahun, Ellie memutuskan untuk berkonsentrasi pada olahraga sepak bola karena ia memperoleh banyak kesenangan dari olahraga itu. Setelah itu, ia sambil berkuliah sambil ikut serta dalam latihan sepak bola klub dan sekolahnya. Meskipun main sepak bola menghabiskan banyak waktu leluasanya, ini tidak mengganggu hasil pelajaran Ellie.
Cukup banyak anak puter yang menggemari sepak bola merupakan dasar perkembangan kontinu sepak bola puteri AS. Selain itu, tenaga pendorongan yang penting ialah sepak bola kampus yang luas. Menurut penjelasan Pelatih Kepala tim AS Dicicco, banyak anak pada umur sekitar 6 tahun mulai menerima latihan klub olahraga remaja. Setelah masuk sekolah menengah, mereka dapat ikut serta dalam pertandingan liga sekolah menengah mewakil sekolahnya. Setelah memasuki universitas, mereka dapat ikut serta dalam pertandingan liga sepak bola universitas nasional. Di AS, pertandingan liga universitas dibagi menjadi 3 kelas dengan diikuti ratusan tim sepak bola universitas. Di antaranya, pertandingan liga top diikuti tim sekitar 30 universitas, pertandingan liga kelas 2 diikuti 75 tim dan pertandingan liga kelas 3 diikuti 150 tim.
Dicicco mengatakan, pertandingan liga universitas memainkan peranan pendorongan yang sangat besar bagi perkembangan sepak bola puteri AS.
Dalam tim junior AS, banyak pemain datang di Chili dengan membawa buku pelajaran. Mereka ada yang perlu mempersiapkan ujian, ada yang menulis tesis, tapi ini tidak mengganggu konsentrasinya untuk main sepak bola.
Related Posts
No comments:
Post a Comment